SIPARDALAN NEWS: MENGENAL SUKU BATAC DI FILIPINA


SIPARDALAN NEWS: MENGENAL SUKU BATAC DI FILIPINA

HORAS, 
Mungkin diantara para pembaca sudah pernah membaca dan mengetahui pembahasan kali ini tapi untuk artikel kedua saya akan membahas ulang tentang suku batak yang ada juga terdapat di Filipina, untuk itu kepada para pembaca, selamat membaca semoga dapat berguna dan menambah wawasan nya.

Suku Batak (Bangso Batak) adalah salah satu suku yang ada di Sumatera Utara. Ternyata bukan hanya di Indonesia saja yang terdapat Suku Batak tapi di Filipina ada pula suku yang bernama sama dengan yang di Sumatera, yaitu suku Batac. Suku Batak di Filipina bernama Batac (dengan huruf “c” di belakang). Suku ini memiliki kultur yang mendekati kultur orang Batak di Sumatera Utara. Kata Batak atau Binatak di Filipina, menurut satu arsip , menunjuk pada istilah (term) yang sudah lama dikenal, yang berarti orang-orang pegunungan (mountain people). Sejumlah kata yang digunakan suku Batac sama dengan kata yang dikenal dalam bahasa orang Batak di Sumatera. Misalnya, mangan (makan), inong (ibu), sangsang ( daging babi cincang), among (ayah), iboto (saudara lelaki/perempuan), dan beberapa kata lainnya. Suku Batak bermukim di hutan-hutan Palawan utara di Filipina barat. Mata pencaharian mereka bergantung pada berburu, mengumpulkan, dan memancing. Beda orang Batak Sumatera dengan suku Batak adalah suku Batak Filipina lebih berkulit gelap. Mereka digolongkan ke dalam orang-orang 'Negrito'. Mereka diyakini berasal dari gelombang pertama populasi manusia yang menyeberangi jembatan darat yang menghubungkan pulau-pulau Filipina dengan daratan Asia, 50.000 tahun yang lalu. Saat ini, ruang gerak suku Batak terancam dibatasi akibat peraturan pemerintah yang melarang suku Batak berpindah-pindah merambah ladang. Tanah leluhur suku Batak juga diklaim pemerintah dengan menetapkan kawasan lindung dalam tanah leluhur mereka. Terhitung sekarang ada kurang lebih 300 orang suku Batak. Jumlahnya terus menyusut dari sekitar 700 orang pada tahun 1900. Penyebab menyusutnya populasi suku Batak antara lain akibat gempa bumi, perambahan hutan. Selain itu gizi buruk juga telah membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit seperti malaria, campak, dan TBC. Akibat gizi buruk, maka angka kematian bayi suku Batac sanggat tinggi. Ini juga berdampak pada tingkat kelahiran bayi yang rendah karena para calon ibu juga menderita gizi buruk dan rentan terhadap penyakit. Populasi suku Batak yang cenderung sedikit sehingga mengakibatkan para pemudanya sering harus menikah dengan orang dari luar suku. Pada tahun 1994, pemerintah daerah Filipina melarang metode pertanian suku Batak yang mengakibatkan hasil panen padi turun drastis dan mengancam kelangsungan hidup suku Batak. Meskipun suku Batak jumlahnya terus menyusut, namun suku ini sangat terkenal karena keberaniannya. 
Orang Batak Filipina dikagumi suku lainnya di Filipina, karena kepiawaiannya berburu.Selama beberapa generasi, mereka telah berhasil berburu, memancing, dan pengumpulan hasil hutan. Orang Batak Filipina tergolong penganut animisme, meski belakangan sudah ada yang memeluk agama Katholik dan Kristen. Sebagian besar percaya pada kekuatan jiwa seseorang. Orang-orang Batak Filipina dikenal sebagai suku yang taat pada adat istiadat. Jika seseorang sakit, jiwanya meninggalkan tubuh, dan hanya seorang dukun (shaman) yang dapat mengembalikan jiwa itu untuk kesembuhannya. Orang Batak tidak mengenal perceraian dalam perkawinan. Pelanggaran norma susila sangat diharamkan. Jika ada yang melanggar norma-norma susila, maka dipastikan orang tersebut akan dihukum oleh masyarakat itu sendiri. Untuk itu ada majelis adat yang berkompeten untuk mengadili. Dalam hal perkawinan, ada banyak persamaan adat dengan Batak Toba, meski ada juga perbedaan mencolok. Jika mau dinikahkan, pihak orang tua pria harus datang meminang kepada orang tua perempuan. Jika pinangan diterima, pihak keluarga pria harus menyerahkan uang mahar (di Toba di sebut boli atau sinamot). Di kalangan Batak Filipina disebut bandi atau kapangasawa.

Sahat-sahat ni solu sahat ma tu bontean, Leleng hita mangolu sai sahat ma tu panggabean.

Mauliate!!!


MS

Komentar

  1. F. Marcos dan Fidel Ramos serta banyak lagi pejabat-pejabat strategis lain berasal dari Ilocos del Norte, bahasanya pun banyak yang sama. tapi kostum dengan pola mirip ulos banyak ditemui justru di Filipina selatan (Mindanao)..

    BalasHapus
  2. wah terima kasih buat infonya bung.

    BalasHapus

Posting Komentar