Sipardalan Sport: 5 Kegagalan Terbesar di Dunia Sepak Bola Tahun 2022: Timnas Jerman, Juventus, Cristiano Ronaldo
5 Kegagalan Terbesar di Dunia Sepak Bola Tahun 2022: Timnas Jerman, Juventus, Cristiano Ronaldo
Selamat datang 2023. Terima kasih 2022. Tahun lalu, bisa dibilang, merupakan salah satu era yang sangat penting bagi sepak bola.
Sederet momen spektakuler tersuguh. Lionel Messi, bintang Paris Saint-Germain asal Argentina, menyegel status GOAT atawa Greatest of All Time aluas terbaik sepanjang masa.
Messi yang sudah berusia 35 tahun, tak hanya sukses memenangkan Piala Dunia 2022 bersama La Albiceleste, tapi juga mengukuhkan dirinya sebagai Pemain Terbaik di Qatar.
Raksasa Spanyol, Real Madrid, digdaya di Liga Champions 2021/2022.
Tak hanya itu, sejumlah klub juga mengalami nasib apes. Liverpool kehilangan banyak trofi. Barcelona diterpa krisis finansial dan tahun ini mencoba bangkit dari keterpurukan.
Di penghujung tahun, kita dikejutkan dengan berpulangnya legenda Brasil yang telah menjadi milik dunia, Pele. Oke. Selain momen-monen di atas, sepanjang 2022 ada ragam kisah yang tak akan pernah terlupakan. Termasuk nasib miris yang menerpa Cristiano Ronaldo yang kini memperkuat klub Arab Saudi, Al Nassr.
Tim Nasional Jerman
Masuk daftar unggulan, skuad besutan Hansi Flick tersungkur di fase Grup E.
Padahal, sepanjang 2021, Die Mannschaft tampil perkasa dengan mengemas 13 kemenangan tanpa terkalahkan.
Steven Gerrard
Nasib tragis menimpa legenda Liverpool, Steven Gerrard. Didapuk sebagai pelatih Aston Villa pada November 2021, Gerrard dipecat Oktober 2022. Gerrard direkrut dari Rangers dengan harapan bisa melanjutkan kesuksesan seperti yang dia torehkan di klub lamanya.
Sayang, nasib baik tak berpihak kepada juru taktik berusia 42 tahun itu.
Selama menukangi The Villans, Gerrard hanya mampu mengantongi 13 kemenangan dalam 40 laga, delapan kali seri, dan sisanya berujung kekalahan.
Juventus
Selain belum juga memuncaki klasemen sementara Serie A 2022/2023, Juventus juga tersingkir dari Liga Champions musim ini.
Kondisi ini membuat sang pelatih, Massimilano Allegri, kembali jadi sasaran kritik.
Masuknya sederet pemain top macam Angel Di Maria, Gleison Bremer, Filip Kostic, Andrea Cambiaso, Arkadiusz Milik, Leandro Paredes, dan kembalinya Paul Pogba dari Manchester United ternyata tak mendatangkan tuain positif bagi I Bianconeri.
FIFA
FIFA menjadi pusat kontroversi sejak mendapuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Meski Sepp Blatter akhirnya terjerat berbagai skandal korupsi dan mengundurkan diri dari jabatan presiden, Gianni Infantino tak kunjung membaik.
Pria Swiss berusia 52 tahun itu berdiri kokoh menyusul keputusan FIFA untuk menjadi tuan rumah turnamen di Qatar tahun ini.
Dia juga melakukan sedikit usaha untuk memperbaiki kehidupan para pekerja migran, yang dieksploitasi selama pembangunan beberapa stadion di seluruh negeri.
"Hari ini saya merasa seperti orang Qatar. Hari ini saya merasa Arab. Hari ini saya merasa Afrika. Hari ini aku merasa gay. Hari ini saya merasa cacat. Hari ini saya merasa menjadi pekerja migran," kata Infantino, dalam jumpa pers.
Cristiano Ronaldo
Penyerang Portugal Cristiano Ronaldo bereaksi setelah kehilangan peluang mencetak gol ke gawang Maroko pada pertandingan perempat final Piala Dunia 2022 kontra Maroko di Stadion Al-Thumama di Doha, Sabtu (9/12/2022). Cristiano Ronaldo tak kuasa menahan air mata seusai timnya dipastikan tersingkir dari Piala Dunia 2022 Qatar. (AP Photo/Ricardo Mazalan)
Tahun lalu, sederet drama menerjang Ronaldo. Keputusannya untuk kembali ke Manchester United ternyata tak membawa hasil.
Pemenang Ballon d'Or lima kali itu tak mampu membantu Setan Merah memenangkan Premier League 2021/2022 dan harus puas finis di posisi keenam.
Ronaldo juga tersingkir dari tim utama, menyusul kedatangan Erik ten Hag ke Old Trafford. Pertikaiannya dengan pelatih asal Belanda itu memuncak setelah CR7 memutuskan hengkang dari mantan klubnya tersebut.
Bersama Timnas Portugal, Ronaldo juga banjir air mata. Tak hanya gagal memenuhi ambisinya guna memenangkan Piala Dunia 2022 di senja kariernya, Ronaldo juga tak lagi jadi andalan.
Duel melawan Maroka di babak perempat final merupakan peristiwa yang sangat tak mengenakkan bagi nama besar Ronaldo.
Pelatih Fernando Sandos memarkir penyerang 37 tahun itu dan baru masuk ke lapangan pada menit ke-51 menggantikan Ruben Neves.
Kalah 0-1, Portugal tersingkir. Getir menahan pilu dan malu, Bang Dodo tak kuasa menahan tangis.
Sementara, pesaingnya, Lionel Messi, sukses memimpin Argentina ke podium kehormatan setelah mengalahkan Prancis di final. La Pulga juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik dengan status GOAT.
Sumber: Sportskeeda
Komentar
Posting Komentar