Gunung Sinabung dan sejarah Gunung Toba





Gunung Toba ;

Sebelum menjadi danau, Danau Toba ini adalah sebuah gunung berapi. Gunung berapi ini bernama Gunung Toba, dimana gunung ini merupakan salah satu gunung api raksasa dan termasum gunung aktif dalam kategori sangat besar dan diperkirakan meletua terakhir sekitar 74.000 tahun yang lalu.

Pada tahun 1939 seorang ahli geologi Belanda Van Bemmelen melaporkan Danau Toba yang memiliki panjang sekitar 100 km dan lebar 30 km dikelilingi oleh batu apung peninggan dari letusan gunung karena itu Van Bemmem menyimpulkan Toba adalah sebuah gunung berapi.

Gunung Toba ini tergolong Supervolcano, mengapa dikatakan demikian dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang cukup besar yang jika meletus kalderanya besar sekali. Volcano biasa rata-rata kalderanya ratusan meter, sedangkan Supervolcano dapat mencapai puluhan kilometer. 


Add caption
Gunung Sinabung ;


Gunung Sinabung adalah Gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Gunung ini tercatat tidak pernah aktif sejak lama, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi pada September 2013 dan terus berlangsung hingga kini.


Gunung Sinabung dan Gunung Toba:


Mengingat sejarah pembentukan Gunung Sinabung berada di tepian barat laut patahan cekungan Gunung Toba, maka muncul dugaan bahwa baik antara Gunung Toba yang pernah menyebabkan terjadinya Supervolcano berkaitan pula dengan Gunung Sinabung. 


Dugaan tersebut diperkuat penelitian terbaru yang menemukan mineral zirkon dalam aliran lava Gunung Sinabung yang berasal dari sumber sama dengan mineral zirkon yang dikeluarkan letusan supervolcano Toba sekitar 74.000 tahun lalu. 


Hal ini turut mengindikasikan ada suplai magma baru dari sumber lebih dalam yang menyebabkan lamanya letusan Gunung Sinabung. 

Temuan yang dipublikasikan di jurnal internasional Nature Comunication pada Mei 2017 ini dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Oregon State (Amerika Serikat), Universitas Curtin (Australia), Universitas Heidelberg (Jerman), Universitas Stanford (Amerika Serikat), dan Badan Geologi.  


"Ditemukannya zirkon (Zr) Toba di lava Sinabung mengindikasikan adanya injeksi material baru di gunung ini. Di sisi lain, hal ini juga mengindikasikan masih ada sisa aktivitas di dapur magma Toba setelah letusan besar itu," kata Indyo Pratomo. 


Indyo Pratomo merupakan Peneliti dari Museum Geologi Badan Geologi, yang turut serta dalam penelitian tersebut. 

Zirkon merupakan mineral logam yang sangat jarang di alam dan biasa dipakai dalam teras reaktor nuklir karena tahan karat, tahan panas, dan tidak menyerap neutron. 

Toba, yang kini dikenal sebagai danau air tawar terbesar di Indonesia, terbentuk akibat letusan gunung api raksasa atau dikenal supervolcanosekitar 74.000 tahun lalu. 


Indyo mengatakan, letusan Toba saat itu mengeluarkan material vulkanik hingga 2.800 kilometer kubik. Akibat letusan ini, terjadi kekosongan dapur magmanya sehingga memicu runtuhnya tubuh gunung dan terbentuklah danau. 

"Ternyata yang runtuh saat itu baru bagian atap dapur magma. Di bawahnya masih ada dapur magma sangat besar. Sisa aktivitas dapur magma Toba ini setelah letusan 74.000 tahun lalu. Ini bisa dilihat dengan terjadinya pengangkatan Pulau Samosir, yang dulu di dasar danau kaldera dengan kedalaman sampai 500 meter, kini sudah menjadi daratan sendiri," katanya. 

Dapur magma Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kata Indyo, kemungkinan tumbuh di atas dapur magma Toba purba. Sinabung tergolong gunung api baru yang terbentuk jauh setelah letusan Toba. Selama 1.200 tahun, gunung ini tidak meletus, sehingga sempat dikategorikan tidur (dormant). 

"Setelah ribuan tahun tidur, kemudian meletus, artinya ada injeksi magma baru ke dapur magma Sinabung. Injeksi ini rupanya menerobos dapur magma Toba purba dan terbawalah mineral zirkon dari sana. Mineral ini yang berhasil kami temukan dengan menganalisis lava Gunung Sinabung," kata Indyo.
Sekalipun penelitian telah menemukan ada material Toba lama dengan aktivitas Sinabungs aat ini, menurut Indyo, belum bisa disimpulkan bahwa dapur magma kedua gunung ini terhubung secara langsung. 


"Posisi dapur magma Toba dan Sinabung ada di ketinggian berbeda. Kita juga tidak perlu khawatir bahwa fenomena ini mengindikasikan bangunnya kembali Gunung Toba," katanya. 

Indyo mengatakan, Gunung Toba memiliki periode letusan besar sekitar 350.000 tahun sekali. Sebelumnya, gunung ini pernah meletus besar sekitar 840.00 tahun lalu, berikutnya 500.000 tahun lalu, dan yang paling bersar dan terbaru terjadi 74.000 tahun lalu. 


"Jika konsisten dengan siklusnya, masih sangat lama gunung ini akan meletus lagi. Untuk memicu letusan sangat besar, dibutuhkan pengisian dapur magma yang sangat lama," terangnya.


sumber : Harian Kompas edisi 3 Juli 2017

Komentar