Sipardalan News: Survei: Partisipasi politik kaum muda pada Pemilu 2024 cukup tinggi

Survei: Partisipasi politik kaum muda pada Pemilu 2024 cukup tinggi

Lembaga survei Aksara Research and Consulting merilis hasil survei terkini yang menunjukkan cukup tingginya antusiasme kaum muda (usia 17-39 tahun) untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2024 mendatang.

Direktur Aksara Research and Consulting Hendri Kurniawan mengatakan sebanyak 70,7 persen responden menyatakan akan menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2024. Sementara jumlah responden yang menyatakan tidak akan menggunakan hak pilihnya hanya 5,1 persen.

Baca juga:

“Anak muda yang selama ini dipersepsikan apatis terhadap politik ternyata cukup antusias untuk berpartisipasi di pemilu 2024,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Namun kata dia, jumlah anak muda yang belum menentukan sikap cukup tinggi, yaitu 24,2 persen. Artinya, hampir sepertiga anak muda Indonesia masih massa mengambang.

Masalahnya, tingginya partisipasi elektoral kaum muda di pemilu 2024 berbanding terbalik dengan keinginan mereka berafiliasi atau teridentifikasi dengan partai politik.

“Hanya 13,6 persen anak muda yang menyatakan berminat menjadi anggota partai politik," ungkapnya.

Menurut dia, partisipasi politik tak bisa dimaknai hanya sebatas pemilu. Dalam survei itu, kaum muda menyatakan mengekspresikan aspirasi politiknya dengan mengikuti isu-isu politik di media 43,2 persen, berkomentar di media sosial 32,10 persen dan mengikuti aksi unjuk rasa 4,2 persen.

Selain itu, survei juga menunjukkan lima nama tokoh muda untuk mengisi kepemimpinan nasional. Mereka adalah Najwa Shihab 29,3 persen, Emil Dardak 22,5 persen, Tsamara Amani 18,9 persen, Nadiem Makarim 10,4 persen dan Belva Devara 3,7 persen.

Menurut Hendri, nama-nama yang muncul ini merupakan nama-nama yang populer di media massa karena aktivitas maupun prestasinya.

“Mereka dipersepsikan oleh pemilih muda saat ini sebagai sosok yang pantas mengisi kepemimpinan nasional di masa mendatang,” jelasnya.

Survei Aksara dilakukan pada 3-13 Desember 2022 terhadap 1.200 orang responden berusia 17-39 tahun. Mereka masuk kategori milenial (lahir tahun 1981-1996) dan generasi Z (lahir tahun 1997-2012).

Komentar