Felix Magath Sindir Pedas Sepak Bola Jerman
Indonesia – Felix Magath, pelatih yang sempat juara Bundesliga bersama Bayern Munich dan VfL Wolfsburg, melontarkan sindiran pedas bagi sepak bola Jerman. Dia menyebut Jerman sekarang hanya bisa melahirkan pemain-pemain semenjana yang bermain tidak dengan hati dan jiwa.
Baca juga:
Sipardalan Sport: Usai Gagal Jerman di Piala Dunia 2022, Oliver Bierhoff Pilih Mundur
Magath sangat kesal dan kecewa melihat timnas Jerman terpuruk di Piala Dunia 2022. Seperti empat tahun sebelumnya, Die Mannschaft gagal melangkah dari fase grup. Dia menilai kegagalan itu tak terlepas dari para pemain yang tampil tidak dengan sepenuh hati di lapangan.
“Kami terlalu fokus pada taktik dalam urusan sepak bola di negeri ini. Jerman bermain tanpa hasrat melawan Jepang dan Kosta Rika. Semua orang melihatnya, tapi tak ada yang mau mengatakannya. Ini sudah berlangsung lama,” urai Felix Magath seperti dikutip Football5Star.com dari Sport1.
Pelatih berumur 69 tahun itu menambahkan, “Kami seharusnya jadi juara dunia, tapi tidak mampu melakukannya. Itu karena kami terlalu kecanduan oriemtasi taktik secara ekstrem dan mengesampingkan kreativitas individual serta mengabaikan sentuhan hasrat.”
Orientasi yang keliru itu, menurut Felix Magath, sudah mengakar karena kurikulum srpak bola Jerman terlalu fokus pada masalah taktik. Itu membuat pemain tak dapat mrngembangkan kemampuan khusus yang dimilikinya. Talenta mereka tak tergali secara maksimal.
Secara konkret, Magath lantas memberikan sebuah perbandingan. Dia menyorongkan Kai Haverz dan Jamal Musiala sebagai contoh nyata. Keduanya dilabeli talenta hebat. Bedanya, Havertz adalah buah dari sistem Jerman, sedangkan Musiala berasal dari sistem Inggris.
“Contoh terbaik adalah Kai Havertz. Pemain Chelsea itu adalah talenta luar biasa. Namun, karena kungkungan taktik, kemampuannya jadi sangat terbatas dan tak dapat menunjukkan segala yang dimilikinya,” tutur Magath lagi. “Tak seperti Lionel Messi, misalnya, Jerman hanya mampu memproduksi pemain medioker.”
Felix Magath lalu membahas Jamal Musiala. “Bintang muda Bayern itu satu-satunya yang bergerak bebas dan secara kreatif membiarkan instingnya bermain. Mengapa bisa begitu? Karena dia tak tumbuh dalam pembinaan olahraga di Jerman,” ucap dia.
sumber: football5star
Komentar
Posting Komentar