Golkar Kritik Romy Bicara Kans KIB Bubar: Baru Muncul ke Permukaan, Bukan Ketum
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuzy mengungkap Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk dengan Golkar dan PAN bisa saja berujung tak satu suara soal capres-cawapres. Sebab hingga saat ini, KIB belum memutuskan capres-cawapres.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng mengkritik pernyataan sosok yang kerap dipanggil Romy itu. Menurutnya, Romy juga tak sepenuhnya mewakili partai.
"KIB ini kan sebenarnya koalisi yang dibentuk paling lama. Sebelum ada Pak Prabowo punya, KIB sudah ada. Masih tetap konsisten kok KIB ini. Ya Romy ini kan, baru muncul lagi di permukaan. Ya mungkin dia ketemu sama tokoh lain terus bilang seolah-olah sudah pecah, itu kan statement yang terlalu prematur, karena dia bukan seorang ketum partai," kata Mekeng kepada wartawan, Selasa (7/3).
"Representasi, statement yang model kayak gini, koalisi ini sepertinya Pak Ketum partai. PPP kan masih tetap commit kepada KIB. Saya anggap statement Romy itu politisi sesama politisi. Tapi menurut saya, itu tidak representasi dari KIB, dari PPP. PPP ini [ketumnya] Pak Mardiono," imbuh dia.
Mekeng mengakui bahwa masing-masing partai masih menjalankan mekanisme pemilihan capres-cawapres. Tetapi, KIB secara rutin menggelar pertemuan yang diwakili koordinator masing-masing partai untuk memperkuat koalisi.
"Masing-masing partai punya gerakan internal ya biasa saja. Golkar juga 2019 kita sudah tentukan Airlangga menjadi ketum," tuturnya.
Terus PAN itu kan internal mereka [ada], gitu lho. Nanti internal tiga itu akan duduk, akan melihat situasi lebih luas bukan hanya untuk diri partainya," ujar dia.
"Kalau untuk diri partainya mungkin masing-masing tidak cukup untuk ngajuin capres. Jadi biasa-biasa aja, terlalu prematur mengatakan. KIB itu solid, Pak Romy juga baru muncul kok di permukaan. Yang berhak ngomong itu mestinya ketumnya, soal koalisi antar Ketum, mestinya Pak Mardiono," imbuh dia.
Di sisi lain, Mekeng menerangkan hingga saat ini Golkar masih teguh mengusung Ketum Airlangga Hartarto sebagai capres di 2024. Ia pun enggan memberikan waktu pasti kapan KIB harus sepakat soal capres.
"Kalau politik itu nggak ada target. Bisa besok, bisa bulan depan, bisa 3 bulan lagi. Itu politik nggak bisa diukur-ukur. Kan semua masih melihat situasi perkembangan di publik," ujar dia.
"[Capres Airlangga] iya, kan sudah dimantapkan di Munas. [Cawapres] nanti dong, internal aja dalam KIB. Nanti siapa capres, cawapres siapa," tandas Mekeng.
Romy mengakui, KIB bisa saja berakhir tak sepakat soal capres-cawapres. Ia berharap KIB realistis dan segera mendekat ke capres-cawapres potensial di bursa sejumlah survei, seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
"Bisa saja KIB nanti berbeda aspirasi ujungnya soal capres dan cawapres. Makanya saat ini partai-partai KIB juga membuka komunikasi dengan parpol-parpol lain. Pekan lalu Partai Golkar jumpa NasDem," kata Romy kepada wartawan, Selasa (7/3).
"Makanya PPP juga jumpai PDIP. Ke depan akan ada komunikasi-komunikasi lebih intens satu sama lain antar parpol. [Tapi] jangan digiring "berpotensi bubar"," tegas dia.
Komentar
Posting Komentar