Horas donganss...
Masih setia membaca artikel di blog saya?? saya harap tidak bosan-bosan membacanya ya. karena artikel saya ini akan selalu setia menyuguh sesuatu tentang Batak. Mungkin sudah banyak para dongans membaca artikel yang saya buat mulai dari wisata-wisata yang ada khususnya kampung saya di Tobasa dan saya sudah mulai menarik sedikit keluar untuk menulis tentang wisata yang ada di Tapanuli Raya.
Baca juga:
SIPARDALAN NEWS: Terowongan Batu Lubang
Sebelum menulis ini setelah saya melakukan perjalanan ke Sibolga, saya sudah menulis tentang keunikan dan sejarahnya BATU LUBANG dan juga sudah menulis objek wisata Candi yang ada disekitar daerah selatan Tapanuli. Beberapa hari ini saya baru saja menikmati Pulau Samosir, ternyata indah sekali dongans. Perjalanan ini adalah Sempurna bagi saya karena hampir seluruh Tapanuli Raya ini sudah saya jalani, mulai dari TOBASA yang juga kampung saya dan sebelumnya saya pernah ke Kabupaten Tapanuli Utara (Tarutung dan Sarulla), Kabupaten Tapanuli Selatan (Sipirok dan Padang Sidempuan), dan beberapa minggu ini adalah pelengkap kesempurnaan saya telah sampai ke Tapanuli Tengah (Sibolga dan Pandan), Kabupaten HUMBAHAS (Dolok Sanggul) dan terakhir ke Kabupaten Samosir (Tomok, Panguguran dan Tele) .
Saat perjalanan ke Samosir saya menyeberang dengan kapal feri melewati Ajibata. Setelah itu kami menikmati keistimewaannya Pulau Samosir ini, setelah berjalan sebentar di Tomok kami pun menuju kearah Pangururan, ibukota Kabupaten Samosir. Saat menuju kesana, saya sudah mulai penasaran karena melewati jembatan yang dimana jembatan ini adalah jembatan menuju pulau samosir ke daratan sumatera. Daerah itu namanya Tano Ponggol, dari sini lah kita bisa melalui perjalanan darat jika pergi ke Samosir, ternyata dari cerita singkat ternyata dulu Samosir ini bukanlah Pulau Samosir yang kita kenal, saat itu hanyalah daerah samosir bukan Pulau karena ada daratannya tersambung dengan daratan Sumatera.
Jembatan yang ada di Tano Ponggol |
Sejarah Tano Ponggol
bentuk tano ponggol dari atas |
Sebutan Tano Ponggol/ Tano Magotap dilatarbelakangi sejarahnya. Konon sebelum masa penjajahan Hindia Belanda Pulau Samosir menyatu dengan Sumatera dan pada masanya belum ada kata pulau tetapi hanya Samosir.
Sekitar Tahun 1900-an, waktu itu Indonesia masih dijajah Belanda termasuk Samosir, dan pada saat itu yang berkuasa di Pemerintahan Hindia Belanda adalah Ratu Willhelmina (pengakuan orang tua dulu yang ikut kerja paksa menggali Tano Ponggol).
Sekitar 1905 Pemerintah Hindia Belanda memerintahkan kepada Tentara Belanda yang ada di Sumatera Utara, untuk melakukan kerja paksa menggali tanah sepanjang 1,5 km dari ujung lokasi Tajur sampai dengan Sitanggang Bau. Kerja paksa atau rodi (istilah lokal) sangat menyedihkan. Bekerja dengan tanpa gaji, dijaga ketat dan dengan ancaman senjata api yang diarahkan ke para pekerja.
Kurang lebih 3 tahun rodi, Danau Toba sebelah Utara dan sebelah Selatan akhirnya tersambung dan tidak ada lagi daratan yang menghubungkan Samosir dengan Sumatera. Maka muncullah kata sebutan baru yaitu (1) hasil kerja rodi disebut Tano Ponggol dan (2) Samosir menjadi Pulau Samosir yang dikelilingi Danau Toba, dihubungkan jembatan dengan pulau Sumatera dinamakan Jembatan Tano Ponggol.
Dalam sebuah tulisan di pusukbuhit.com, dikatakan bahwa Tano Ponggol diresmikan pada tahun 1913 oleh Kerajaan Belanda oleh Ratu Willhelmina, dan Tano Ponggol disebut Terusan Willhelmina. Demikian pengakuan kakek dari penulis tulisan tersebut, yang ikut dalam kerja rodi pada saat itu. Namun demikian, kebenarannya masih perlu ditelusuri lebih dalam lagi.
Sejak kemerdekaan hingga tahun 1980-an, Tano Ponggol adalah tempat yang popular sebagai tempat transit perdagangan hasil bumi dari Samosir seperti bawang, kacang (hasil utama saat itu) dengan tujuan kota dagang kecil yaitu Haranggaol setiap hari Senin dan Tigaras setiap hari Jumat, dengan kendaraan danau (seperti kapal/solu-solu penumpang Tomok – Ajibata sekarang).
Selain itu, ternyata Tano Ponggol ini masuk dalam proyek Jokowi dalam pengembangan Danau Toba, pengerjaan Jembatan Tano Ponggol pun akan segera dilakukan. Pembangunan jembatan dan perluasan terusan ini diharapkan akan mendukung pariwisata dan membuat kapal yang lebih besar dapat berlayar di daerah tersebut. Jokowi berharap untuk jembatan Tano Ponggol ini akan dimulai nanti pada tahun 2017. Dan kita harapkan jembatan itu juga bisa diselesaikan maksimal target dua tahun, karena ini jembatan besar sekali.
Buat dongans yang belum pernah melihat Tano Ponggol ini, masih ada waktu untuk menikmati Pulau Samosir. Apalagi saat ini Danau Toba akan menjadi fokus pembangunan pemerintah pusat. Mauliatee
MS
Komentar
Posting Komentar