SIPARDALAN NEWS: Terowongan Batu Lubang

SIPARDALAN NEWS: Terowongan Batu Lubang

Horas ale dongan...

Mungkin dibulan ini saya sedikit jarang menulis artikel lagi dikarenakan kesibukan yang ada. Saat ini saya sedang berada di Toba dan baru beberapa hari saya baru saja dari Sibolga. Dalam perjalanan saya ke Sibolga melalui Tarutung, ternyata rombongan kami melewati BATU LUBANG. Setelah saya amati BATU LUBANG ini saya tertarik dan mencari beberapa artikel yang sudah dimuat kembali. Mungkin banyak juga yang belum tau tentang BATU LUBANG dan sejarahnya dibuat. Dan kali ini saya akan membahasnya, selamat membaca ma da.

Mungkin banyak dari masyarakat Indonesia dan khususnya warga yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara belum banyak mengenal dan mengetahui bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki sebuah peninggalan situs sejarah perjuangan saat jaman kolonial berupa jalan terowongan yakni Batu Lubang.

Saat kita pergi ke Kota Sibolga atau daerah di Tapanuli Tengah, kita bukan hanya disuguhkan banyaknya tikungan yang terdapat di sepanjang Jalan Nasional mulai dari Tarutung hingga Tapanuli Tengah, namun dalam perjalanan, kita dapat menikmati indahnya panorama alam pegunungan, dan perjalanan itu akan terasa semakin asyik manakala memasuki dua terowongan di Desa Simaninggir Kecamatan Sitahuis Kabupaten Tapanuli Tengah, ( + 7 Km dari Kota Sibolga), yang oleh masyarakat setempat menyebutnya dengan “Batu Lubang”   

Ada dua Batu Lubang yang cukup eksotis di lokasi ini. Bila kita datang dari arah Tarutung Tapanuli Utara, terlebih dahulu kita melalui Batu Lubang pendek, yang panjangnya hanya 15 meter, kemudian kita kembali memasuki Batu Lubang berikutnya yang lumayan panjang, sekitar 35 meter yang di dalamnya terdapat tikungan, dan di atasnya terdapat air terjun, dengan airnya yang tercurah ke lembah di sekitar Batu Lubang. 
  

Selain udaranya yang segar, disekitar lokasi Batu Lubang ini terdapat panorama yang sangat indah, sebab dari lokasi ini, kita bisa menikmati indahnya panorama Teluk Tapian Nauli dengan gugusan pulau-pulau kecil di sekitar Teluk Sibolga.   

Namun siapa menyangka, kalau pembuatan Batu Lubang ini menyisahkan sederet kisah yang memilukan.   Informasi yang dihimpun dari beberapa sumber menyebutkan, Batu Lubang ini dibangun pada periode 1917-1920,  saat Kolonial Belanda masih menguasai Bumi Tapanuli.  
Ketika pemerintah kolonial Belanda membangun jalan Sibolga – Medan,  saat itulah Batu Lubang ini dibangun dengan memanfaatkan tenaga kerja paksa.

Pekerja Rodi atau orang – orang pribumi, dipaksa membelah dinding cadas yang kokoh, dan tidak heran, saat pembangunan Batu Lubang ini berlangsung, banyak korban jiwa dari penduduk lokal yang dipaksa bekerja.   

Kemudian, ada kisah menarik lainnya tentang Batu Lubang ini. Setiap supir yang melintasi Batu Lubang ini, wajib membunyikan klakson.   
Penduduk sekita mempercayai, tradisi membunyikan klakson di Batu Lubang wajib dilakukan, Di samping sebagai tanda bagi kendaraan yang datang dari arah berlawanan, juga sebagai tanda ‘permisi’ pada “penunggu” Batu Lubang. 

Namun membunyikan klakson saat memasuki Batu Lubang ini memang menjadi hal yang sangat peting, guna menghindari terjadinya tabrakan di dalam Batu Lubang yang sangat sempit, yang hanya dapat dilalui satu kendaraan saja.   

Terlepas dari persoalan “mistis”,  Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara, masih mengabaikan keberadaan "Batu Lubang" ini, padahal Batu Lubang ini berpotensi menjadi objek wisata sejarah dan juga wisata alam.sebab selain menyimpan banyak catatan kejadian penting, panorama di lokasi Batu Lubang ini sangat indah dan sejuk dengan curah air terjunnya yang bak mayang terurai.


Penasaran?? ayo ke Sibolga, tapi harus lewat Tarutung ya Dongans.. 
Mauliatee...

MS

Komentar