Sipardalan News: BMKG Sebut Gempa Cianjur Bisa Berulang 20 Tahun Akibat Gerakan Sesar Cimandiri

BMKG Sebut Gempa Cianjur Bisa Berulang 20 Tahun Akibat Gerakan Sesar Cimandiri

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, merupakan pengulangan peristiwa 20 tahun silam.

Baca juga:

Sipardalan News: Munas Hipmi di Solo Ricuh, Gibran: Segera Selesaikan

Sipardalan News: Hadiri Munas HIPMI Di Solo, Jokowi Ingatkan Agar Pemilu Sejuk: Jangan Politisasi Agama

Sipardalan News: Gempa 5.6 Magnitudo Hancurkan Rumah di Cianjur

Ia menyebut berdasarkan kajian BMKG, gempa yang melanda Cianjur merupakan siklus 20 tahunan. Sehingga dengan adanya prediksi ini dapat menjadi perhatian semua pihak.

Hal ini berkaitan dengan rekonstruksi atau perbaikan rumah warga yang harus diperhatikan agar bangunan tahan terhadap gempa.

Penyebab Gempa Cianjur: Dipicu Sesar Cimandiri

Penyebab gempa bumi di Cianjur pada Senin (21/11) siang, telah diungkap oleh pihak BMKG. Kepala BMKG Dwikorita mengungkapkan bahwa penyebab gempa Cianjur diduga akibat dari pergerakan Sesar Cimandiri.

"Diduga ini merupakan pergerakan dari Sesar Cimandiri, jadi bergerak kembali," ungkapnya, Senin (21/11).

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan, gempa yang terjadi berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur itu terjadi akibat patahan geser. "Merupakan gempa yang diakibatkan patahan geser dengan magnitudo 5,6," ujarnya

Apa yang Dimaksud dengan Sesar Cimandiri?

Menurut situs ESDM Provinsi Lampung, apa itu sesar adalah bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran relatif satu blok terhadap blok batuan lainnya. Istilah sesar disebut juga dengan patahan.

Sementara pengertian Sesar Cimandiri adalah patahan atau sesar aktif terletak di Jawa Barat dengan orientasi arah Timur Laut dan Barat Daya. Pengertian ini merujuk jurnal UGM "Analisis dan Interpretasi Sesar Cimandiri Jawa Barat Menggunakan Data Anomali Gravitasi Udara Bebas Topex, Mekanisme Fokus Gempa CMT Serta Katalog Gempa BMKG." oleh Muhammad Adis Suryo W

Adapun lokasi Sesar Cimandiri, merujuk jurnal Unpad "Tektonik Sesar Cimandiri, Provinsi Jawa Barat" oleh Iyan Haryanto, dkk., letak struktur Sesar Cimandiri terbagi menjadi dua, yaitu:

Segmen bagian barat: membentang mulai dari Pelabuhan Ratu hingga Perbukitan Walat

Segmen bagian timur: membentang mulai dari perbatasan Sukabumi-Cianjur hingga mencapai Gunung Tangkuban Perahu (Bandung Utara).

Jalur Sesar Cimandiri melintasi Perbukitan Jampang, Perbukitan Warungkiara, Perbukitan Walat dan Perbukitan Rajamandala.

Penyebab Gempa Cianjur Dangkal tapi Merusak

Lebih lanjut tentang penyebab gempa Cianjur 21 November 2022, BMKG menjelaskan alasan gempa Cianjur bersifat merusak. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, awalnya menjelaskan beberapa wilayah di Jawa Barat, termasuk Cianjur, merupakan dalam kawasan seismik aktif dan kompleks yang menyebabkan rawan dan sering terjadi gempa.

"Perlu kita ketahui bahwa wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, juga Bandung itu secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks, disebut aktif memang kawasan ini sering terjadi gempa," ungkap Daryono.

Daryono mengatakan, tak hanya rawan gempa, wilayah-wilayah tersebut juga cenderung sering terdampak gempa dangkal. Hal ini sebab ada beberapa sesar-sesar yang ditemukan di wilayah tersebut.

"Jadi kompleksitas tektonik ini memicu, berpotensi memicu terjadinya gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake, fakta tektonik semacam ini menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan rawan gempa secara permanen, dan dengan karakteristik gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake ini," katanya.

Oleh karena itulah, Daryono menyebut, dampak gempa Cianjur 21 November 2022 bersifat merusak. Dia menyebut gempa dangkal dengan kekuatan magnitudo 4-5 bisa merusak secara signifikan.

"Karakteristik gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake ini, itu gempanya tidak harus berkekuatan besar untuk menimbulkan kerusakan, karena gempanya rata-rata dangkal ya, bisa kurang dari 10 kilometer, bisa kurang dari 15 kilometer, dan itu tidak butuh kekuatan besar misalnya di atas (magnitudo) 7, tapi kekuatan (magnitudo) 4, 5, 6 itu bisa timbulkan kerusakan yang signifikan," jelasnya.

Komentar

Posting Komentar