sumber foto: Ferdinand Lumban Tobing |
Ferdinand Lumban Tobing merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia asal Tapanuli, Sumatera Utara. Pada tahun 1942, Ferdinand menjadi target pembunuhan tentara Jepang saat sedang bertugas menjadi dokter pengawas bagi Romusha (pekerja paksa). Ia turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat Belanda masih belum mengakui kemerdekaan Indonesia.
Baca juga:
Latar Belakang
Ferdinand Lumban Tobing lahir di Sibuluan, Tapanuli
Tengah, Sumatera Utara, pada 19 Februari 1899. Ia adalah seorang lulusan
Sekolah Kedokteran Batavia (STOVIA) pada 1924. Semasa bersekolah di STOVIA,
Ferdinand bergabung dalam organisasi Jong Batak. Setelah lulus, ia bekerja
sebagai dokter bagian penyakit menular di Centrale Burgelijke Ziekenhuis atau
yang kini menjadi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Beberapa tahun
berselang, pada 1931, ia dipindahkan ke Surabaya dan ditugaskan di bagian
penyakit dalam.
Masa Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, Ferdinand diangkat menjadi
dokter pengawas kesehatan Romusha. Selama bekerja, Ferdinand telah banyak
menyaksikan bagaimana sengsaranya nasib para romusha yang dipaksa membuat
benteng di Teluk Sibolga. Melihat hal itu, Ferdinand pun melancarkan protes
terhadap pemerintah Jepang. Akibatnya, ia pun dicurigai dan menjadi salah satu
target pembunuhan tentara Jepang. Namun, ia berhasil lolos, karena
menyelamatkan nyawa seorang polisi Jepang yang tengah jatuh dari sebuah
kendaraan. Kemudian, Ferdinand pun diangkat menjadi anggota Syu Sangi Kai
(Dewan Perwakilan Daerah) dan Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat) di
Tapanuli pada November 1943.
Baca juga:
Awal Kemerdekaan
Pada Oktober 1945, Ferdinand diangkat menjadi Residen
Tapanuli. Saat itu, Indonesia masih berada pada masa awal kemerdekaan.
Pemerintah Belanda masih tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Mereka pun
berusaha untuk merebut kembali kekuasaan dengan melakukan Agresi Militer
Belanda I dan II. Awal revolusi, Ferdinand turut berperan aktif dalam
mempertahankan kemerdekaan. Lalu, saat Agresi Militer Belanda II, Ferdinand
menjabat sebagai Gubernur Militer Tapanuli dan Sumatera Timur Selatan. Ia
menjadi pemimpin perjuangan gerilya di Sumatra.
Akhir
Ferdinand Lumban Tobing meninggal di Jakarta, 7 Oktober
1962 pada usia 63 tahun. Ia dimakamkan di Desa Kolang, Kabupaten Tapanuli
Tengah, Sumatera Utara.
Penghargaan
Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya, nama Ferdinand
pun diabadikan di sebuah Rumah Sakit Umum di Sibolga dan bandar udara di
Pinangsori, Tapanuli Tengah. Pada 17 November 1962, berdasarkan Surat Keputusan
Presiden No. 361 Tahun 1962, ia dikukuhkan menjadi Pahlawan Kemerdekaan
Nasional.
Sumber berita: kompas.com
Uji adrenalin kalian jelajahi Desa Sigapiton dengan ATV |
Komentar
Posting Komentar